Senin, 25 Agustus 2014

KONTRASEPSI SEDERHANA

a.       Cara kontrasepsi sederhana
·  Tanpa alat / obat (secara tradisional)
ü  Coitus Interuptus / Senggama terputus
ü   Pantang berkala
·  Memakai alat/obat
Spermisida adalah alat kontrasepsi yang mengandung bahan kimia (nonoksinol-9) yang digunakan untuk membunuh sperma. Jenis spermisida terbagi menjadi:
1. Aerosol (busa).
2. Tablet vagina, suppositoria atau dissolvable film.
3. Krim.
Alat yang digunakan pada kontarsepsi sederhana :
ü  Kondom
ü  Diafragma “Cap”
ü  Cairan berbusa
ü  Tablet berbusa
Cara Kerja
Cara kerja dari spermisida adalah sebagai berikut:1. Menyebabkan sel selaput sel sperma pecah.2. Memperlambat motilitas sperma.3. Menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
Pilihan

·         Aerosol (busa) akan efektif setelah dimasukkan (insersi).
·          Aerosol dianjurkan bila spermisida digunakan sebagai pilihan pertama ataumetode kontrasepsi lain tidak sesuai dengan kondisi klien.
·         Tablet vagina, suppositoria dan film sangat mudah dibawa dan disimpan.Penggunaannya dianjurkan menunggu 10-15 menit setelah dimasukkan(insersi) sebelum hubungan seksual.
·         Jenis spermisida jeli biasanya digunakan bersamaan dengan diafragma.

Manfaat
 Alat kontrasepsi spermisida ini memberikan manfaat secara kontrasepsimaupun non kontrasepsi.
·         Manfaat kontrasepsi
 1. Efektif seketika (busa dan krim).
2. Tidak mengganggu produksi ASI.
3. Sebagai pendukung metode lain.
4. Tidak mengganggu kesehatan klien.
5. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
6. Mudah digunakan
7. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.
8. Tidak memerlukan resep ataupun pemeriksaan medik
·         Manfaat non kontrasepsi
 Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual termasuk HBVdan HIV/AIDS.
Keterbatasan
·         Efektifitas kurang (bila wanita selalu menggunakan sesuai denganpetunjuk, angka kegagalan 15 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahundan bila wanita tidak selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk makaangka kegagalan 29 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun).
·          Spermisida akan jauh lebih efektif, bila menggunakan kontrasepsi lain(misal kondom).
·          Keefektifan tergantung pada kepatuhan cara penggunaannya.
·         Tergantung motivasi dari pengguna dan selalu dipakai setiap melakukanhubungan seksual.
·          Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah spermisida dimasukkansebelum melakukan hubungan seksual.
·          Hanya efektif selama 1-2 jam dalam satu kali pemakaian.
·          Harus selalu tersedia sebelum senggama dilakukan.

 Efek Samping Atau Masalah Penanganan

·         Iritasi vagina atau iritasi penis dan tidak nyaman Periksa adanyavaginitis dan penyakit menular seksual. Bila penyebabnya spermisida,sarankan memakai spermisida dengan bahan kimia lain atau bantumemilih metode kontrasepsi lain.
·         Gangguan rasa panas di vagina Periksa reaksi alergi atau terbakar.Yakinkan bahwa rasa hangat adalah normal. Bila tidak ada perubahan,sarankan menggunakan spermisida jenis lain atau bantu memilihmetode kontrasepsi lain
·         Tablet busa vaginal tidak larut dengan baik Pilih spermisida laindengan komposisi bahan kimia berbeda atau bantu memilih metodekontrasepsi lain



a.       Metode amenore laktasi (MAL)
Adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI).
            MAL sebagai kontrasepsi bila :
Ø  Menyusui secara penuh
Ø  Belum haid
Ø  Umur bayi kurang dari 6 bulan

Cara kerja
Penundaan/penekanan ovulasi.

Keuntungan kontrasepsi:
§ Efektivitas tinggi
§ Tidak mengganggu senggama
§ Tidak ada efek samping secara sistemik
§ Tidak perlu obat atau alat
§ Tanpa biaya

Keterbatasan:

·         Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca persalinan.
·          Tidak melindungi terhadap IMS.

Cara pemakaian:
·         Bayi disusui menurut kebutuhan bayi (ngeksel).
·          Biarkan bayi menghisap sampai melepaskan sendiri hisapannya.
·          Susui bayi anda juga pada malam hari, karena menyusu pada waktu malam membantu mempertahankan kecukupan kebutuhan ASI.
·          Bayi terus disusukan walau ibu atau bayi sedang sakit.
·          Ketika mendapat haid pertanda ibu sudah subur kembali dan harus segera mulai metode KB lainnya

b.      PIL.
Cocok untuk ibu menyusui, tidak menurunkan produksi ASI, dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
Efek samping: gangguan perdarahan (perdarahan bercak atau perdarahan tidak teratur)

Cara kerja:
• Menekan ovulasi.
• Rahim tidak bisa menerima hasil pembuahan.
• Mengentalkan lendir servik.
• Mengganggu transportasi sperma.

Keuntungan:
• Tidak mengganggu hubungan seksual.
• Tidak mempengaruhi ASI.
• Kesuburan cepat kembali.
• Dapat dihentukan setiap saat.

Keterbatasan:
• Mengganggu siklus haid.
• Peningkatan atau penurunan berat badan.
• Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
• Bila lupa 1 pil saja kegagalan menjadi lebih besar.
• Payudara menjadi tegang, mual, pusing, jerawat.

Cara pemakaian:
• Mulai hari pertama sampai hari kelima siklus haid.
• Diminum setiap hari pada saat yang sama.
• Bila lupa 1 atau 2 pil minumlah segera pil yang terlupa dan gunakan metode pelindung sampai akhir bulan.
• Bila tidak haid, mulailah paket baru 1 hari setelah paket terakhir.

c.       Suntik Progestin.
Sangat efektif dan aman.
Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reprroduksi.
Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan.
Cocok untuk masa menyusui, karena tidak menekan produksi ASI.

Cara kerja :
• Mencegah ovulasi.
• Mengentalkan lendir servik.
• Menghambat transportasi sperma.

Keuntungan :
• Sangat efektif
• Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
• Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai pre menopause
• Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah

Keterbatasan :
• Gangguan siklus haid
• Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya
• Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, jerawat

Cara pemakaian :
• Setiaap saat selama siklus haid, asal tidak sedang hamil
• Mulai hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid
• Selama 7 hari setelah suntikan pertama tidak boleh melakukan hubungan seksual
• Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM dalam didaerah pantat. suntikan diberikan setiap 90 hari

d.      Kontrasepsi IMPLAN

Efektif selama 5 tahun, untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, dan Implanon.
Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi.
Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan.
Kesuburan segera kembali setelah implant di cabut.
Aman dipakai saat laktasi.

Cara Kerja:
Lendir serviks menjadi kental
Menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
Mengurangi transportasi sperma
Menekan ovulasi

Keuntungan:

·         Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
·         Pengiembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.
·         Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
·         Bebas pengaruh estrogen
·         Tidak mengganggu senggama
·         Tidak mengganggu produksi ASI
·         Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan

Keterbatasan:

·         Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorhea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorhea.
·         Timbul keluhan-keluhan seperti: nyeri kepala, nyeri dada, perasaan mual, pening/ pusing kepala, peningkatan/ penurunan berat badan.
Membutuhkan tindak pembedahan minor.

Cara Pemakaian:
·         Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7, atau 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, pasca keguguran.
·         Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal atau AKDR dan ingin menggantinya dengan implant, insersi dapat dilakukan setiap saat.
·         Daerah pemasangan atau insersi pada lengan kiri atas bagian dalam (sub kutan).
·         Daerah insersi harus tetap kering dan bersih selama 48 jam pertama (untuk mencegah infeksi pada luka insisi)
·         Balutan penekan tetap ditinggalkan selama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan hingga luka sembuh (biasanya 5 hari)
·         Setelah luka sembuh daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan wajar.
·         Bila ditenmukan adanya tanda-tanda infeksi seperti demam peradangan, atau bila ada rasa sakit menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik.
·         Setelah masa pemakaian habis, implan harus segera dilepas.

e.        Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
Sangat efektif, reversibel, dan berjangka panjang.
Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak
Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan
Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi
Tidak boleh dipakai oleh wanita yang terpapar Infeksi Menular Seksual
Ada beberapa jenis : CuT-380A, NOVA-T, Lípez Loops.

Cara Kerja :

f.       Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi.
g.      Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri.
h.      Mencegah sperma dan ovum bertemu atau membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurang kemampuan sperma untuk fertilisasi
i.        Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus

Keuntungan :

·         Efektifitas tinggi ( 0,6-0,8 kehamilan/ 100 wanita dalam 1 tahun pertama, 1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan ).
·         Metode jangka panjang ( 10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti).
·         Tidak mempengaruhi hububungan seksual, dan meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
·         Tidak mempengaruhi kualitas dan produksi ASI.
·         Dapat dipasang segera setelah melahirkan dan sesudah abortus ( apabila tidak terjadi infeksi )
·         Dapat digunakan sampai menoupouse ( 1 tahun atau lebih setelah haid terakhir ).
·         Tidak ada interaksi dengan obat-obat.

Kerugian :

·         Efek samping yang umum terjadi : perubahan siklus haid ( umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan ), haid lebih lama dan banyak, perdarahan spooting antar menstruasi, saat haid lebih sakit.
·         Komplikasi lain : merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan perforasi dinding uterus, perdarahan berat pada waktu haid yang memungkinkan penyebab anemia.
·         Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
·         Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti-ganti pasangan.

Cara Pemakaian :

·         Setiap waktu dalam siklus haid, dan dipastikan klien tidak hamil.
·         Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
·         Segera setelah melahirkan ( 4 minggu pasca persalinan ) dan setelah 6 bulan dengan metode MAL.
·         Setelah abortus ( bila tidak ada gejala infeksi )
·         Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi
AKDR dipasang di dalam rahim.
·         Kembali memeriksakan diri setelah 4-6 minggu setelah pemasangan.
·         Selama bulan pertama pemakaian AKDR, periksa benang secara rutin terutama setelah haid.
·         Segera kembali ke klinik apabila: tidak dapat meraba benang AKDR, merasakan bagian yang keras dari AKDR, AKDR terlepas, siklus haid terganggu atau meleset, terjadi pengeluaran cairan vagina yang mencurugakan, adanya infeksi.
·         Setelah masa pemakaian habis, AKDR harus segera dilepas.
f. Tubektomi/MOW ( Medik Operasi Wanita )
Adalah pengikatan dan pemotongan saluran telur agar sel telur tidak dapat dibuahi oleh sperma.
Cara Kerja Tubektomi :
Perjalanan sel telur terhambat karena saluran sel telur tertutup.

Keuntungan Menggunakan Tubektomi :

·         Permanen dan efektif.
·          Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%.
·          Tidak ada efek samping jangka panjang dan tidak mengganggu hubungan seksual.
Kerugian Tubektomi :
Ada kemungkinan mengalami resiko pembedahan.
Jangan Menggunakan Tubektomi bila :
 

·         Menderita tekanan darah tinggi.
·          Stroke.
·          Kencing manis ( diabetes ).
·          Penyakit jantung dan paru-paru.
Tempat Pelayanan Tubektomi :
Rumah Sakit.
- Jika ada keluhan, pemakai harus kembali ke Rumah Sakit.

Yang Harus Diingat :
Untuk wanita usia subur berumur diatas 30 tahun, sudah punya anak cukup ( 2 anak ), anak terkecil harus berusia minimal 5 tahun.

Syarat :


·         Sukarela, bahagia, sehat jasmani dan rohani.
·          Mengikuti konseling ( bimbingan tatap muka ).
·          Menanda tangani formulir persetujuan tindakan medik ( informed consent ).

MACAM-MACAM LUKA

MACAM – MACAM LUKA


§     VULNUS SCLUPETARUM  >>>>>>>>>>>>>Luka Tembak

§     VULNUS APERTUM>>>>>>>>>>>>>>> Luka Bacok

§     VULNUS MORSUM>>>>>>>>>>>>> Luka Gigit

§     VULNUS ICTUM >>>>>>>>>>Luka Tusuk

§     ABRASIO >>>>>>>>Luka Babras

§     SCISUM >>>>>> Luka Lecet

dokumentasi kebidanan

LAPORAN PENDAHULUAN
I.                   PENGERTIAN
-          Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (sinopsis,Rustam Mochtar,1998:209)
-          Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gr (FKUI,Kapita Selekta Kedokteran,2001:260)
II.                ETIOLOGI
Faktor-faktor yang menybabkan kematian fetus adalah :
1.      Faktor Ovum
Pertumbuhan abnormal dari fetus karena ovum yang patologis
2.      Faktor Ibu
a.       Kelainan genetalia ibu misalnya pada ibu penderita anomali kongenital (hipoplasia uteri, uterus bikornus) kelainan letak dari uterus, tidak sempurnanya persiapan uterus menanti nidasi dan ovum (endometritis, mioma) uterus terlalu cepat menegang (molla, gemeli), distosia uterus
b.      Penyakit pada ibu misalnya anemia berat dan infeksi (typoid, pneumonia, rubella, toksoplasma)
3.      Faktor Plasenta
Seperti endometritis,vili ceroalis, karena hipertensi menahun menyebabkan gangguan sirkulasi plasenta
4.      Faktor Bapak
Bapak berumur lanjut, bapak menderita penyakit
5.      Antagonis Rhesus (RH)
Darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus, sehingga anemia pada fetus dan berdampak meninggalnya fetus.
III.             KOMPLIKASI
1.      Perdarahan
2.      Perforasi
3.      Syok
4.      Infeksi
5.      Pada missed abation dapat terjadi kelainan pembekuan darah
IV.             PATOFISIOLOGI
Kehamilan < 20 minggu
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Perdarahan desidua basallis
Nekrosis jaringan di sekitarnya
Hasil konsepsi lepas (dikira benda asing)
Kontraksi pada uterus
Kehamilan < 8 minggu                   Kehamilan 8-14 minggu               Kehamilan > 14 minggu
(villi coronalis belum                     (villi concalis sudah
menembus dinding                        menembus lebih dalam)
basalis secara dalam)

Hasil konsepsi                              Plasnta hanya lepas                        Janin dikeluarkan lebih
dikeluarkan                                  sebagian                                         dahulu
seluruhya (abortus completus)

V.                Gejala Klinis
1.      Amenorhea / terlambat haid < 20 minggu
2.      Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya basil konsepsi
3.      Rasa mulas dan nyeri di daerah atas sympisis, disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus
4.      Pemeriksaan
-          Ada perdarahan pervaginam, ada / tidak adanya jaringan hasil konsepsi, beban fisik/tidak
-          Inspekulo perdarahan dari cavum uteri, ostium uteri terbuka/tertutup, portio masih terbuka/tertutup, teraba/tidak ada jaringan dalam cavum, besar uterus sesuai / lebih kecil dari usia kehamilan
5.      Pemeriksaan Penunjang
-          Plano test : positif bila janin masih hidup (ada J/2-3 minggu pasca abortus)
-          Pemeriksaan USG
-          Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion
VI.             DIAGNOSA       
Berdasarkan keadaan janin yang sudah dikeluarkan abortus dibagi atas :
1.      Abortus Imminens
-          Keguguran membakat yang akan terjadi
-          Tanpa ada tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat
2.      Abortus Insipiens (sedang berlangsung)
-          Bila perdarahan diikuti dilatasi serviks
3.      Abortus kompletus
-          Seluruh hasil konsepsi dikeluarkan
4.      Abortus Inkomplitus
-          Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan masih ada jaringan (desidua atau plasenta)
5.      Missed Abortus
-          Keadaan dimana janin sudah mati sebelum umur kehamilan 20 minggu tetapi tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih
6.      Abortus Septik
-          Keguguran yang disertai dengan infeksi genital
VII.          PENATALAKSANAAN
1.      Abortus Imminens
·         Istirahat baring
·         Periksa nadi dan suhu 2x / hari, bila panas tiap 24 jam
·         Test kehamilan, bila negatif janin sudah mati, periksa USG untuk menentukan janin hidup
·         Berikan obat penenang : fenobarbital
·         Berikan preparat hematinik, sulfas fenotus
·         Diet tinggi protein dan vitamin C
·         Dibersihkan vulva minimal 2x/hari, untuk mencegah infeksi
2.      Abortus Insipiens
·         Bila ada perdarahan tidak banyak, hingga terjadinya abortus spontan
·         Pada kehamilan >12 minggu, berikan infus oksitosin dalam dekstrose 5% , 500 ml dimulai dari 2 tetes/menit, naikkan sampai terjadi abortus komplet
3.      Abortus Inkomplet
·         Bila disertai syok, berikan infus cairan Nacl fisiologis, uterus RL, serta tranfusi darah.
·         Setelah syok diatasi, lakukan kuret, suntikan argometrin 0,2 mg IM.
·         Berikan antibiotik.
4.      Abortus Komplet
·         Bila kondisi pasien baik berikan ergometrin 3x1 tablet selama 3-5 hari.
·         Bila ada anemis, berikan sulfas feroses/tranfusi darah.
·         Beri antibiotik.
·         Anjurkan diet tinggi protein, Vitamin dan mineral.
5.      Missed Abortus
·         Bila kadar fibrinogen normal lakukan kuretase.
·         Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen segar/kering, sebelum dilakukan kuretase.
6.      Abortus Septik
·         Di rujuk ke RS.
·         Penanggulangan infeksi.
-          Pilihan I : Penicilin proteon 1-300.000 IU, IM tetap 12 jam tidak sama dengan Chloramphenicol gram per oral selanjutnya 500 mg per oral per 6 jam
-          Pilihan II : Ampicilin 1 gr per oral lalu 500mg tiap 4 jam dan metronidazol 500 mg tiap 6 jam
-          Pilihan II: Lainnya ampicilin dan gentamicine
·         Tingkatkan asupan cairan
·         Bila perdarahan banyak, Tranfusi darah
·         Dalam 24-48 jam, segera lakukan kuretase seelah pemberian antibiotik di RS
·         Beri antibiotik per IV, Penicilin 10-20 jam IV, 2 gram Streptomycine.
·         Infus NaCl/ RL
·         Pantau ketat KU dan TTV
·         O2 bila perlu
·         Pasang kateter
·         Lab darah lengkap, Hematokrit, golongan darah, analisa golongan darah, kultur darah, tes resisten
·         Bila KU baik segera lakukan penanganan sumber infeksi
·         Set kuretase pada abortus
1.      Cunam tampon                                                                1 buah
2.      Set sendok kuret                                                             1 buah
3.      Klem ovum lurus dan bengkok   lurus dan bengkok       2 buah
4.      Sonde uterus                                                                   1 buah
5.      Kateter karet                                                                   1 buah
6.      Spekulum sims/L                                                             2 buah
7.      Spekulum                                                                        2 buah





ASUHAN KEBIDANAN
 PADA IBU G III P20002 dengan Abortus

Tempat Pengkajian        : PKM Rambipuji Ruang Bersalin
Tangga/ Waktu              : 10 Desember 2009
Pengkaji                         :


I.                   PENGKAJIAN
1.     Biodata      
Nama          : Ny. Unyil                     Nama suami                   :Tn. Oga
Umur          :26 tahun                       Umur                    :30 tahun
Agama        :Budha                           Suku                     :arab
Suku           :Arab                             Pendidikan           :SMA
Pendidikan : SMA                            Pekerjaan             :TNI
Pekerjaan    :IRT                               Alamat                 :Pujer
Alamat        :Jember
2.     Keluhan Utama
Ibu mengatakan telah hamil 3 bulan dan terjadi Perdarahan kurang lebih 20 hari yang lalu dan ibu telah mempunyai 2 anak.
3.     Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang mengalami penyakit menurun (DM, hipertensi), penyakit menular(PMS, Hepatitis, HIV/AIDS,TBC) dan penyakit sistemik ( ginjal, jantung).
4.     Riwayat kesehatan dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun menurun (DM, hipertensi), penyakit menular(PMS, Hepatitis, HIV/AIDS,TBC) dan penyakit sistemik ( ginjal, jantung). Ibu juga mengatakan tidak pernah melakukan opersi sesaria.
5.     Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupu keluarga suaminya tidak ada yang menderita penyakit menurun menurun (DM, hipertensi), penyakit menular(PMS, Hepatitis, HIV/AIDS,TBC) dan penyakit sistemik ( ginjal, jantung).Ibu juga mengatakan tidak ada riwayat kembar.
6.     Riwayat Menstruasi
·        Menarche    : 12 tahun
·        Siklus                   : 28 hari
·        Lama          : 5 hari
·        Disminore   : (-)
·        Fluor Albus          : (-)
·        Banyaknya           : 2-3 kali ganti pembalut tiap hari
7.     Riwayat Pernikahan
·        Status Pernikahan          :Sah
·        Usia menikah       :14 tahun
·        Pernikahan ke-     : Satu
·        Lama menikah      : 12 tahun
8.     Riwayat Obstetri
Kehamilan
Persalinan
Anak
Nifas
Laktasi
Ke
UK
KOM
TGL
JNS
PNL
TPT
KOM
SEX
H/M
T/G
TB/BB
USIA
LAMA
KOM
LAMA
KOM
1.         
9 bln
-
-
Spontan
Bidan

-

H
T


40 hr
-

-
2.         
9bln
-
-
spontan
Bidan

-

H
T

5 th
40 hr
-

-
3.         
A
B
O
R
T
U
S

I
N
I






9.     Riwayat KB
10.                         Pola kebiasaan sehari-hari
No
Jenis
Sebelum Hamil
Selama Hamil
1
Nutrisi
·         Pola Makan
·         Nafsu Makan
·         Porsi
·         Jenis Makanan
·         Minuman
·         Jumlah Air minum
Eliminasi
·         BAK
·         BAB
Istirahat
·         Siang
·         Malam
Personal Hygiene
·         Mandi
·         Gosok gigi
·         Mencuci rambut
·         Potong kuku
·         Ganti CD
Kebiasaan hidup Sehat
·         Merokok
·         Alkohol
·         Obat-obatan
·         Tempat MCK

3x / hari
baik
sedang
nasi,sayur,lauk
air putih
7-8 gelas / hari

3-4 x / hari
1x / hari

1 jam
6 jam

2 x / hari
2 x / hari
2 x / minggu
1x / minggu
1x / hari

-
-
-
Kamar mandi (wc)

3x / hari
baik
sedang
nasi,sayur,lauk
air putih
7-8 gelas / hari

4-5 x / hari
1x / hari

1 jam
6 jam

2 x / hari
2 x / hari
2 x / minggu
1x / minggu
1x / hari

-
-
-
Kamar mandi (wc)

11.                         Riwayat psikossosial,spiritual
·        Respon ibu dan keluarga terhadap abortus ini:menerima
·        Pengambil keputusan dalam keluarga:suamiS
2.Data Objektif
 1. Pemeriksaan umum
K/U:Baik
Kesadaran: compos mentis
TTV:
TD:110/70 mmHg
S:36,6 0C
Nadi 80x/menit
Rr: 18x/mnt
2. Pemeriksaan Fisik
-         Wajah :Odema (-)
-         Mata:Conjungtiva,anemis,sklera putih.
-         Bibir:Kering
-         Leher:Pembesaran vena jugularis (-),pembesaran kelenjar limpe(-), pembesaran kelenjar tiroid(-).
-         Dada:Whezhing(-),hiperpigmentasi pada puting dan areola mamae (+),Ronchi(-).
-         Abdomen:TFU belum teraba
-         Genetalia:Perdarahan (+),VT  tidak ada pembukaan.
-         Ekstrimitas atas: simetris
Bawah:simetris,odema-/-, varices -/-
3.     Pemeriksaan Penunjang
-         USG, uterus : pembesaran (+), terdapat isi dan sisa jaringan

II       INTEPRETASI DATA DASAR
          Dx :   Ibu GIII P20002 dengan abortus incomplate
          Ds :   Ibu mengatakan mengeluarkan darah ( flek) sejak 20 hari yang lalu dan ibu juga merasa pusing.
          Do :   KU    : baik
                   Kesadaran  : composmentis
                   TTV  :         TD =
                                      Nadi = 80 kali / menit
                                      Suhu = 37 C
                                      RR    = 18 kali / menit
                   Genetalia = tidak ada pembukaan
                   Abdomen = uterus membesar, tersisa jaringan
                   Masalah = Ibu merasa cemas dengan rencana kuretase

III      IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
          -Anemia
- infeksi
IV      IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-         Kolaborasi dengan dokter
V       INTERVENSI
1.     Jelaskan kepada ibu tentang keadaannya
Agar ibu kooperatif dan paham tentang keadaannya
2.     Lakukan tes kehamilan
Untuk memastikan adanya kehamilan atau tidak
3.     Lakukan pemeriksaan Hb
Untuk deteksi adanya anemia
4.     Berikan dukungan psikologis pada ibu
Agar ibu lebih tenang dan kooperatif
5.     Jelaskan tentang tata cara kuretase
Agar ibu lebih kooeratif dan tenang menghadapi kuretase
6.     Kolaborasi dengan dokter
Sebagai tugas dependen bidan
VI.         IMPLEMENTASI
1.      Menjelaskan pada ibu tentang keadaannya
2.     Melakukan tes kehamilan
3.     Melakukan pemeriksaan Hb
4.     Memberikan dukungan psikologis pada ibu
5.     Jelaskan tentang tata cara kuretase
6.     Kolaborasi dengan dokter
VII    EVALUASI
          Tanggal : 10 Desember 2009   Waktu : 18.00 WIB
          S       : Ibu mengatakan keluar lendri kemaluannya dn ibu merasa pusing
          O       : k/ u = baik
                   Kesadaran = composmentis
          TTV  :         TD = 90/ 70 mm Hg
                             Nadi = 80 kali / menit
                             Suhu = 37 C
TFU : tidak teraba
          Genetalia : tidak ada pembukaan
          A       : Ibu GIII P20002 dengan abortus incomplete
          P       : Observasi TTV, perdarahan pervaginam, dan  keadaan umumnya