Rabu, 30 Maret 2011

masalah kebidanan di komunitas


MAKALAH
Masalah Kebidanan di Komunitas
Tingkat Kesuburan
                                                              Picture1      






Disusun Oleh:
                             1. Cicilia Febri H                     (0902300045)
                             2. Febri Prianti                       (0902300054)
                             3. Khusnul Wahyu P. W.       (0902300063)
                             4. Nuril Fitrotun N. R.            (0902300072)
                             5. Selfia Anggraeni                (0902300081)
                             6. Yurizka Andria P.              (0902300090)

POLTEKKES KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI KEBIDANAN JEMBER
2011
Kata Pengantar

       Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat serta hidayahNya makalah dengan judul “ Masalah Kebidanan di Komunitas (Tingkat Kesuburan) “ ini,dapat terselesaikan tepat waktu.
       Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bimbingan,dorongan dan semangat,serta kerjasama dari berbagai pihak.Oleh karena itu,kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Ibu Ida Prijatni,M.Kes. selaku Kepala Program Studi Kebidanan Jember,
2.      Ibu I Gusti Ayu Karnasih,M.Kep,Ns,Sp.Kep.Mat. selaku dosen pembimbing mata kuliah ASKEB V (Komunitas),
3.      Kedua orangtua kami yang selalu memberikan dorongan serta semangat baik secara moril dan finansial,dan
4.      Teman-teman anggota kelompok V atas kerjasamanya dalam mengrjakan tugas ini.

        Kami menyadari bahwa penyusunan makalh ini masih kurang dari sempurna.Oleh karena itu,kami selaku penyusun makalah ini mohon kriti serta saran yang membangun dari anda selaku pembaca guna perbaikan dan pengembangan makalah selanjutnya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.



                                                                                                                       Jember,  Maret 2011



                                                                                                                                Penyusun



                                                      DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................................    i
Kata Pengantar......................................................................................................................    ii
Daftar isi.................................................................................................................................  iii
BAB I PENDAHULUAN
 1.1 Latar Belakang.................................................................................................................    1
 1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................      2
 1.3 Tujuan.............................................................................................................................   2
BAB II PEMBAHASAN
 2.1 Pengertian………………........…………………………...................................................................        3
 2.2 Prevalensi   ......................…………………………………............................................................       4
 2.3 Penyebab infertilitas.......................................................................................................     4
 2.4 Perkembangan masalah infertilitas hingga saat ini........................................................                          7
 2.5 Upaya yang dilakukan bidan................................................................................                     8
BAB III PENUTUP
 3.1 Kesimpulan……………………………………………………...............................................................          9
 3.2 Saran……....................................…………………………………………….....................................         9
DAFTAR PUSTAKA………………...................………………………………..........................................                           10


BAB  I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Tingkat kesuburan masyarakat mempengaruhi kesehatan reproduksi yang merupakan bagian penting dan merupakan paling utama dalam upaya mencapai kehidupan yang berkualitas karena kesehatan reproduksi merupakan refleksi dari kesehatan konsepsi, kesehatan anak, remaja dan masa dewasa, dengan demikian kesehatan reproduksi menentukan kesehatan wanita dan pria serta generasi selanjutnya.
       Fertilitas ialah kemampuan seorang wanita untuk hamil dan melahirkan anak hidup oleh pria yang mampu menghamilinya. Jadi, fertilitas merupakan kemampuan fungsi satu pasangan yang sanggup menjadikan kehamilan dan kelahiran anak hidup. Sebelum dan sesudahnya tidak seorangpun tahu, apakah pasangan itu  fertil atau tidak. Riwayat fertilitas sebelumnya sama sekali tidak menjamin fertilitas dikemudian hari, baik pada pasangan itu sendiri maupun berlainan pasangan.
     
       Penyelidikan lamanya waktu yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan menunjukkan bahwa 32,7% hamil dalam satu bulan pertama, 57% dalam 3 bulan, 72,1% dalam 6 bulan, 85,4% dalam12 bulan, dan 93,4% dalam 24 bulan. Waktu median yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan ialah 2,3 bulan sampai 2,8 bulan. Makin lama pasangan itu kawin tanpa kehamilan, makin turun kejadian kehamilannya. Oleh karena itu, kebanyakan dokter baru menganggap ada masalah infertilitas kalau pasangan yang ingin punya anak, dihadapkan pada kemungkinan kehamilan lebih dari 12 bulan.

       Infertilitas merupakan ketidakmampuan seorang wanita untuk menjadi hamil dan melahirkan anak, dengan melakukan hubungan seksual secara rutin dan teratur selama satu tahun berkumpul bersama. Disebut Infertilitas primer,  kalau istri belum pernah hamil selama 12 bulan walaupun bersenggama secara rutin. Dan disebut infertilitas sekunder,  kalau istri pernah hamil, akan tetapi  kemudian tidak terjadi kehamilan lagi walaupun bersenggama.

      Berdasarkan catatan WHO , di dunia ada sekitar 50-80 juta pasangan suami istri mempunyai problem infertilitas dan setiap tahunnya muncul sekitar 2 juta pasangan infertil baru. Tidak tertutup kemungkinan jumlah itu akan terus meningkat.




1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari  fertilitas dan  infertilitas ?
2.      Bagaimana prevalensi infertilitas ?
3.      Apa saja penyabab terjadinya infertilitas ?
4.      Bagaimana perkembangan masalah infertilitas sampai saat ini ?
5.      Upaya-upaya apa sajakah yang harus dilakukan oleh bidan untuk mengatasi masalah infertilitas?

1.3  Tujuan

1.      Umum
Mengetahui perkembangan masalah infertilitas serta upaya-upaya apa sajakah yang harus direncanakan untuk mengatasi masalah infertilitas.
2.      Khusus
a.       Mengetahui definisi  ferilitas dan infertilitas
b.      Mengetahui macam infertilitas
c.       Mengetahui prevalensi  infertilitas
d.      Mengetahui penyebab-penyebab terjadinya masalah infertilitas













BAB II
ISI

2.1  Pengertian
Tingkat Kesuburan seseorang dapat dilihat dari keadaan fertil atau infertilnya. 
Fertilitas: adalah kemampuan seorang wanita untuk hamil dan melahirkan anak dengan pasangan yang mampu menghamilinya[1].
Infertilitas : Pasangan yang telah menikah dan hidup harmonis dengan rutin melakukan hubungan seksual tanpa menggunaka alat kontrasepsi apapun selama satu tahun,namun masih belum juga hamil.
Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil dan melahirkan anak setelah sekurang kurangnya 1 tahun melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan [2]
Kesuburan pada seorang wanita biasanya dimulai dari usia 12 tahun hingga 48 tahun. [3]
Infertilitas menurut WHO :
a.       Infertilitas primer adalah pasangan suami istri yang belum pernah hamil meskipun senggama dilakukan tanpa perlindungan apapun untuk waktu sekurang-kurangnya 1 tahun.
b.      Infertilitas sekunder adalah pasangan suami istri yang pernah hamil tetapi kemudian tidak mampu hamil lagi dalam waktu 12 bulan meskipun senggama tanpa perlindungan apapun.
c.       Subvertilitas atau subvekunditas adalah kesukaran untuk menjadi hamil yang mungkin disebabkan oleh vekunditas yang menurun pasangan suami istri.
d.      Sterilitas adalah ketidakmampuan yang lengkap dan permanen untuk menjadi hamil atau menghamili meskipun telah diberi terapi.
e.       Tanpa anak atau chillessness adalah pasangan suami istri yang tidak pernah menghasilkan anak yang mungkin disebabkan oleh vekunditas, kontrasepsi, dan abortus.


2.2  Prevalensi
  • Umumnya, di seluruh dunia diperkirakan bahwa satu dari tujuh pasangan memiliki masalah hamil, dengan kejadian serupa di sebagian besar negara independen dari tingkat pembangunan negara.
  • Masalah kesuburan mempengaruhi satu dari tujuh pasangan di Inggris. Sebagian besar pasangan (sekitar 84 dari setiap 100) yang melakukan hubungan seksual secara teratur (yaitu, setiap 2 sampai 3 hari) dan yang tidak menggunakan kontrasepsi akan hamil dalam waktu satu tahun. Sekitar 92 dari 100 pasangan yang mencoba untuk hamil melakukannya dalam 2 tahun.
  • Perempuan menjadi kurang subur karena mereka semakin tua. Bagi wanita berusia 35, sekitar 94 dari setiap 100 orang yang melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa kondom akan hamil setelah 3 tahun mencoba. Bagi wanita berusia 38, bagaimanapun, hanya 77 dari setiap 100 akan melakukannya. Pengaruh usia terhadap kesuburan laki-laki kurang jelas.
  • Di Inggris, rekening infertilitas faktor pria 25% dari pasangan subur, sedangkan 25% tetap tidak dapat dijelaskan. 50% penyebab wanita dengan 25% yang disebabkan anovulasi dan masalah tuba 25% / lainnya
  • Di Swedia, sekitar 10% pasangan tidak subur. Pada sekitar sepertiga dari kasus ini adalah faktor manusia, dalam satu perempuan ketiga adalah faktor dan di infertilitas ketiga sisa merupakan produk faktor pada kedua bagian.
  • WHO memperkirakan sekitar 8-10 % pasangan usia subur mengalami masalah kesuburan, kalau dihitung sekitar 50-80juta orang. Di Indonesia menurut dr. Indra C. Anwar, SpOG yang penulis kutip dari kasdu 2002, menyebutkan bahwa penduduk Indonesia 220juta jiwa tahun 2000, 30juta diantaranya adalah pasangan usia subur. Dari pasangan usia subur tersebut, sekitar 10-15 % atau 3-4,5 juta pasangan mengalami problem kesuburan.

2.3  Penyebab
1.      Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah Kesuburan pada pria
a.       Kelainan Genetik
Meskipun amat jarang, ketidaksuburan pria dapat disebabkan oleh kelainan genetik seperti cystic fibrosis. Gangguan genetik meliputi kelainan pada kromosom seks, yang terjadi pada sindrom Klinefelter.
b.      Gangguan Hormonal
Gangguan hormonal yang terjadi dapat menghalangi produksi sperma. Untuk merangsang testis menghasilkan sperma, dibutuhkan hormon yang dihasillkan oleh kelenjar ptituari. Bila hormon tersebut tidak ada, atau jumlahnya menurun dalam jumlah yang signifikan maka sudah barang tentu kinerja testis tidak akan sempurna.
c.       Varikokel                 
Adalah terjadinya pelebaran Pembuluh Darah Vena di sekitar Buah Zakar. Hal ini biasanya terindikasikan dengan adanya benjolan pada bagian atas buah zakar dan biasanya terjadi pada sebelah kiri.
d.      Sumbatan Saluran Sperma
Biasanya disebabkan  bawaan lahir karena tidak terbentuknya sebagian saluran sperma. Selain itu infeksi juga dapat menyebabkan terjadinya sumbatan saluran sperma. Infeksi pada saluran reproduksi dapat disebabkan oleh bakteri melalui penyakit menular seksual. Jika memang disebabkan karena infeksi bakteri mungkin akan terjadi sumbatan akibat perlekatan dari saluran reproduksi pria.
e.       Impotensi
Agar bisa tegak, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu penyakit pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) bisa menyebabkan impotensi. Impotensi juga bisa terjadi akibat adanya bekuan darah atau akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya aliran darah arteri ke penis. Kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis juga bisa menyebabkan impotensi.
f.       Kebiasaan Merokok
Merokok dapat menambah risiko kemandulan dan disfungsi ereksi pada pria. Nikotin membuat darah mengental sehingga tidak bisa beredar dengan lancar, termasuk di pembuluh darah alat kelamin. Akibatnya, muncul gangguan seksual seperti ejakulasi dini, ereksi tidak sempurna, bahkan impotensi.
g.      Kebiasaan Minum Beralkohol
Alkohol dalam jumlah besar dapat menurunkan kadar hormon testoteron sehingga mengganggu produksi sperma.
h.      Pengaruh Radiasi
Radiasi akan memberikan efek negatif terhadap konsentrasi dan kualitas sperma. Selain itu sperma yang terkena pengaruh radiasi akan memiliki gerakan berenang yang kurang baik yang akan mengurangi kesempatan untuk pembuahan.
i.        Pengaruh Obat
Beberapa jenis obat bisa mempengaruhi tingkat kesuburan. Obat-obatan seperti antibiotika, pereda rasa sakit, obat penenang, dan obat hormonal dapat menurunkan tingkat kesuburan pria.
2.      Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah Kesuburan pada wanita
a.       Sumbatan pada saluran telur
Sumbatan saluran telur disebabkan antara lain adanya perlengketan pada sekitar saluran telur, hal ini sebagai akibat dari pernah terkena IMS dan radang panggul sehingga menghambat pertemuan sel telur dengan sperma.
b.      Endometriosis
Yaitu sel selaput lendir rahim yang tumbuh pada tempat yang tidak semestinya, yaitu di indung telur. Hal ini dapat menimbulkan perlengketan pada sekitar saluran telur atau pada organ reproduksi lainnya.
c.       Kelainan lendir leher rahim
·         terlalu pekat, yang dapat menghambat laju gerakan sperma
·         terlalu asam, yang dapat mematikan sperma.

d.      Berat Badan Tidak Seimbang
Berat badan yang tidak seimbang dapat mengganggu kesuburan perempuan, karena tubuh memerlukan 17% dari lemak tubuh di awal masa siklus haid, dan 22% di sepanjang siklus haid. Lemak tubuh mengandung enzim aromatase yang dibutuhkan untuk memproduksi hormon estrogen. Jadi, jika persediaan lemak dalam tubuh tidak memadai, akan memberikan andil besar terhadap ketidaksuburan.
e.       Faktor Usia
Usia berpengaruh terhadap masa reproduksi, artinya selam masih haid teratur kemungkinan ia masih bisa hamil. Penelitian menunjukkan potensi wanita untuk hamil menurun setelah usia 25 tahun dan menurun drastis pada usia di atas 38 tahun (Kasdu,2002). Hal ini juga berlaku pada pria meskipun pria tetap dapat menghasilkan sel sperma sampai usia 50 tahun. Hasil penelitian menunjukkan hanya sepertiga pria berumur di atas 40 tahun yang mampu menghamili istrinya dalam waktu 6 bulan di banding pria yang berumur di bawah 25 tahun. Pada wanita, begitu masuk usia 35 tahun, kesuburan akan menurun dan semakin menurun drastis di usia 37 tahun sampai akhirnya masuk ke masa menopause di atas 40-45 tahunan. Cadangan sel telur akan terus berkurang setup kali wanita mengalami menstruasi dan lama-kelamaan akan habis saat menopouse. Sebaliknya, usia tidak membatasi tingkat kesuburan pria dimana “pabrik sperma” akan terus memproduksi sel-sel sperma selama anatominya normal.
f.       Gaya Hidup Yang Penuh Stres
Gaya hidup ternyata pegang peran besar dalam menyumbang angka kejadian infertilitas, yakni sebesar 15-20%. Gaya hidup yang serbacepat dan kompetitif dewasa ini rentan membuat seseorang terkena stres. Padahal kondisi jiwa yang penuh gejolak bisa menyebabkan gangguan ovulasi, gangguan spermatogenesis, spasme tuba fallopi, dan menurunnya frekuensi hubungan suami istri
g.      Kelainan Mulut Rahim
Normalnya, mulut rahim mengarah ke depan (antefleksi), sehingga berhadapan langsung dengan dinding belakang vagina. Kondisi inilah yang memungkinkan spermatozoa sampai ke dalam saluran mulut rahim yang menghubungkan antara vagina dan rongga rahim. Penyimpangan dari posisi normalnya, seperti retrofleksi (posisi rahim menghadap ke belakang), bisa menghambat terjadinya kehamilan.
h.      Kelainan Rahim
Adanya kelainan  rongga rahim karena perlengketan, mioma atau polip; peradangan endometrium dan gangguan kontraksi rahim, dapat mengganggu transportasi spermatozoa. Kalaupun sampai terjadi kehamilan biasanya kehamilan tersebut akan berakhir sebelum waktunya.


2.4  Perkembangan masalah infertilitas hingga saat ini   
Masalah kesuburan dipengaruhi oleh budaya dan dapat mempengaruhi populasi suatu negara. Selain itu tingkat kesuburan masyarakat juga mempengaruhi kesehatan reproduksi yang merupakan bagian penting dan merupakan upaya paling utama  dalam  mencapai kehidupan yang berkualitas karena kesehatan reproduksi merupakan refleksi dari kesehatan konsepsi, kesehatan anak, remaja dan masa dewasa, dengan demikian kesehatan reproduksi menentukan kesehatan wanita dan pria serta generasi selanjutnya.
Infertilitas merupakan suatu krisis dalam kehidupan yang akan berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan seseorang. Sangat menusiawi dan normal apabila pasangan infertilitas mempunyai perasaan yang berpengaruh tehadap kepercayaan diri dan citra diri. Lebih parah lagi menurut the national infertility asosiation menyebutkan beberapa gejala yang dapat terjadi antara lain, timbul perasaan sedih, depresi atau putus asa lebih dari 2 minggu. Ada perubahan segnifikan dalam selera makan, sulit tidur atau lebih banyak dari biasanya dan ketika bangun badan tetap merasa lelah. Merasa khawatir dan curiga sepanjang waktu, kehilangan ketertarikan dalam hoby. Mengalami masalah den gan konsentrasi, merasa mudah marah atau sulit mengambil keputusan. Merasa tidak berguna, frustasi dan berfikir lebih baik mati, kehilangan nafsu seksual dan lebih senang menyendiri daripada bersama dengan temen-temen dan keluarga.
Masalah ketidaksuburan atau infertilitas merupakan masalah yang cukup sensitif bagi pasangan suami istri. Bahkan beberapa kasus berujung pada perceraian. Sepertinya sudah terbiasa , bila suatu pasangan infertil maka perempuanlah yang paling di curigai, bahkan di vonis sebagai penyebabnya. Namun hal ini merupakan anggapan yang keliru, karena kemungkinan ketidaksuburan bisa datang suami, istri atau kedua belah pihak secara bersamaan. Infertilitas yang disebabkan oleh istri sebesar 35%, faktor suami 35%. Faktor keduanya 20% dan penyebab lainnya 10% (Mustar,2006).
Di Indonesia kejadian wanita infertil 15 % pada usia 30-34 tahun, meningkat 30% pada usia 35-39 tahun dan 55 % pada usia 40-44 tahun. Hasil survei gagalnya kehamilan pada pasangan yang sudah menikah selama 12 tahun, 40% disebabkan infertilitas pada pria, 40 % karena infertilitas pada wanita, dan 10 % dari pria dan wanita, 10 % tidak diketahui penyebabnya. Pasangan usia subur (PUS) yang menderita infertilitas 524 (5,1%) PUS dari 10205 PUS.  
Dari sekian banyak kasus infertilitas hanya 50% saja yang berhasil di tangani baik secara program bayi tabung dan sebagainya( Sarwono, 1999).


2.5  Upaya-upaya bidan dalam menangani masalah Infertil
a.       Memberikan penyuluhan tentang pentingnya kesuburan dan akibatnya bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
b.      Mengajak ibu-ibu dan remaja untuk mendapatkan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan reproduksi dengan benar.
c.       Memberitahu teknik hubungan seks yang benar, contohnya: posisi wanita dibawah dengan bokong diganjal bantal agar sperma lebih mudah sampai di uterus.   
d.      Menganjurkan untuk melakukan hubungan seksual saat masa subur.
e.       Menganjurkan memilih makanan yang dapat meningkatkan kesuburan, misal : terong dan kecambah.
f.       Menyarankan melakukan hubungan seksual secara teratur, misalnya 3 kali dalam seminggu.  
g.      Menganjurkan untuk periksa ke dr.SpOG guna mengetahui lebih lanjut penyebab pasti infertilnya.



BAB  III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
   Tingkat Kesuburan seseorang dapat dilihat dari keadaan fertil atau infertilnya.  Fertilitas ialah kemampuan seorang wanita untuk hamil dan melahirkan anak hidup oleh pria yang mampu menghamilinya. Jadi, fertilitas merupakan kemampuan fungsi satu pasangan yang sanggup menjadikan kehamilan dan kelahiran anak hidup. Sebelum dan sesudahnya tidak seorangpun tahu, apakah pasangan itu fertile atau tidak. Riwayat fertilitas sebelumnya sama sekali tidak menjamin fertilitas dikemudian hari, baik pada pasangan itu sendiri maupun berlainan pasangan.
Infertilitas merupakan ketidakmampuan seorang wanita untuk menjadi hamil dan melahirkan anak, dengan melakukan hubungan seksual secara rutin dan teratur selama satu tahun berkumpul bersama. Disebut Infertilitas primer,  kalau istri belum pernah hamil selama 12 bulan walaupun bersenggama secara rutin. Dan disebut infertilitas sekunder,  kalau istri pernah hamil, akan tetapi  kemudian tidak terjadi kehamilan lagi walaupun bersenggama.


3.2 Saran
            Sebagai sumbangan dari rangkaian penulisan makalah ini, penulis merasa makalah ini masih jauh dari sempurna, jadi penulis menyarankan penulis selanjutnya agar dapat melakukan perbaikan. Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum dapat di generalisasikan bagi pasangan infertil.
            Walaupun infertilitas tidak mengancam jiwa, namun kondisi infertilitas merupakan suatu krisis, individu yang mengalami kondisi ini merasakan dampak yang besar terhadap kehidupan pribadi dan keluarga. Untuk itu dalam praktik pelayanan kebidanan bidan dapat lebih bijaksana dalam berkomunikasi atau dalam memberikan informasi serta memberikan dukungan pada pasangan infertilitas ini. Makalah ini juga direkomendasikan bagi praktik kebidanan komunitas dimana sebagai bidan komunitas dapat melakukan pendekatan bagi pasangan infertilitas.




DAFTAR PUSTAKA

Manuaba,Ida Bagus Gede. 2002. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan

Afi Darti Nur. 2006. Stress dan Coping Ibu yang Belum Mempunyai Keturunan. Medan : FK USU

Manuaba,Ida Bagus Gede. 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Sastrawinata,Prof. R. Sulaiman. 2000. Ginekologi. Bandung: Elstar Offset

Wiknjosastro,Prof. Dr. Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Suparyanto,dr.2009. TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG INFERTILITAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG JOMBANG http://dr-suparyanto.blogspot.com/2009/12/tingkat-pengetahuan-pasangan-usia-subur.html. diakses maret 2011

Nuari,Derry.2011.Gambaran Pengetahuan Pasangan Infertil tentang Infertilitas di Desa. http://www.asuhan-keperawatan-kebidanan.co.cc/2011/01/gambaran-pengetahuan-pasangan-infertil.html. diakses maret 2011

 

Nurvita,Eva.2007. Mekanisme Koping Pasangan Infertil di Kecamatan Singkil Kabupaten aceh Singkil.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14288/1/08E00730.pdf. diakses maret 2011




[1] Ilmu kandungan:497
[2] Bobak dkk, 2004
[3] News Family & Lifestyle