Rabu, 12 Oktober 2011

PLASENTA RESTAN

PLASENTA RESTAN
LANDASAN TEORI
I. PENGERTIAN
Plasenta Restan adalah tertinggalnya sebagian plasenta (satu atau lebih lobus) dan uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini menimbulkan perdarahan.
Plasenta Restan adalah adanya sisa plasenta yang sudah lepas tapi belum keluar ini akan menyebabkan perdarahan banyak. Sebabnya bisa karena atonia uteri, karena adanya lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim akibat kesalahan penanganan kala III, yang akan menghalang plasenta keluar (Mochtar,1998)
Plasenta Restan adalah tertinggalnya bagian plasenta dalam uterus yang dapat menimbulkan perdarahan post partum primer atau perdarahan post partum sekunder.

KESIMPULAN : Tertinggalnya sebagian plasenta yang sudah lepas tapi belum keluar dan uterus tidak dapat berkontraksi sehingga menyebabkan perdarahan banyak disebabkan karena atonia uteri, lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim akibat kesalahan penanganan kala III yang menghalangi plasenta keluar dan menimbulkan perdarahan post partum primer dan sekunder.
II. ETIOLOGI
Sebab-sebab plasenta belum lahir adalah kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta, plasenta melekat erat pada dinding uterus, karena atonia uteri atau salah penanganan pada kala III sehingga menyebabkan lingkaran konstriksi pada bagian bawah uterus yang menghalangi keluarnya plasenta.
III. TANDA DAN GEJALA
Pada perdarahan post partum dan akibat sisa plasenta ditandai dengan perdarahan dari rongga rahim setelah plasenta lahir dan kontraksi baik. Pada perdarahan post partum lambat gejalanya sama dengan subinvolusi rahim yaitu perdarahan yang berulang atau berlangsung terus dan berasal dari rongga rahim. Perdarahan akibat sisa plasenta jarang menimbulkan syok.
Gejala yang lain adalah uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak berkurang.
Gejala dan tanda yang selalu ada :
1.Plasenta atau selaput yang mengandung pembuluh darah tidak lengkap
2.Perdarahan segera
Perdarahan sedikit dalam waktu lama tanpa disadari proses telah banyak kehilangan darah.
IV. DIAGNOSA
Penilaian klinis sulit untuk memastikan adanya sisa plasenta, kecuali apabila penolong persalinan memeriksa lengkapan plasen ta setelah plasenta lahir. Apabila kelahiran plasenta dilakukan oleh orang lain atau terdapat keraguan akan sisa plasenta maka untuk memastikannnya dengan eksplorasi dengan tangan, kuret, atau alat bantu diagnostik yang ultrasonografi. Pada umumnya perdarahan dari rongga rahim setelah plasenta lahir dan kontraksi rahim dianggap baik sebagai sisa plasenta yang yang tertinggal dalam rahim.
V. KOMPLIKASI
Sisa plasenta dalam nifas menyebabkan
• perdarahan
• Infeksi
Perdarahan yang banyak dalam nifas hampir selalu disebabkan oleh sisa plasenta.
VI. PATOFISIOLOGI
VII.PENANGANAN
 Penemuan secara dini hanya mungkin dengan melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta setelah dilahirkan. Pada kasus sisa plasenta dengan perdaraahan post partum, sebagian pasien akan kembali lagi ke tempat persalinan dengan keluhan perdarahan.
 Berikan antibiotika, ampisilin, dosis awal 19 IV dilanjutkan dengan 3x1 gram oral dikombinasikan dengan metronidazol 1 gram supositoria dilanjutkan dengan 3x500 mg oral.
 Lakukan eksplorasi (bila servik terbuka) dan mengluarkan bekuan darah, atau jaringan. Bila servik hanya dapat dilalui oleh instrument lakukan evaluasi sisa plasenta dengan AMV atau dilatasi dan kuretase.
 Bila kadar Hb < 8 mg % berikan tranfusi darah. Bila kadar Hb > 8 gr % , berikan sulfas ferosus 600 mg/ hari selama 10 hari
VII.PENATALAKSANAAN
1. Lakukan periksa dalam, keluarkan selaput ketuban dan bekuan darah yang masih tertinggal
2. Lakukan masase uterus
3. Jika ada perdarahan hebat, ikuti langkah-langkah pelaksanaan atonia uteri
Penatalksanaan Atonia Uteri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar